Postingan

Menampilkan postingan yang sesuai dengan penelusuran untuk pengertian-ilmu-hadis-dan-macam-macam

Pengertian Ilmu Hadis Dan Macam-Macam Ilmu Hadis

Gambar
A. Pengertian Ilmu Hadis. Ilmu hadis (ulum al-hadis) terdiri dari dua kata, yaitu ilmu (ulum) dan al-hadis. Kata ‘ulum dalam bahasa Arab yaitu bentuk jamak dari ‘ilm , yang berarti “ilmu-ilmu” ; sedangkan al-hadis di kalangan ulama hadis berarti “segala sesuatu yang disandarkan kepada nabi Muhammad Saw. dari perbuatan, perkataan, takrir, atau sifat.” Dengan demikian, adonan kata ulum al-hadis mengandung pengertian “ilmu-ilmu yang membahas atau berkaitan dengan hadis Nabi Muhammad Saw. ” .Sedangkan berdasarkan ulama mutaqaddimin, ulum al-hadis adalah. “Ilmu hadis yaitu ilmu yang membahas perihal bagaimana hadis-hadis sanggup tersambung hingga hingga kepada Rasul Saw. baik dari sisi ke-dabit-an dan keadilan periwayatnya, maupun dari sisi sambung atau putusnya rangkaian rantai sanad.” Ilmu hadis juga diartikan sebagai suatu ilmu yang sanggup dipakai untuk mengetahui betul atau tidaknya ucapan, perbuatan, ketetapan dari Nabi Muhammad Saw. Dapat juga diartikan sebagai "Il...

Pengertian Ilmu Hadis Dirayah Dan Manfaat Mempelajari Ilmu Hadis Dirayah

Gambar
A. Pengertian Ilmu Hadis Dirayah. Dalam mendefinisikan ilmu hadis dirayah, ada beberapa pendapat di kalangan ulama, di antaranya pendapat Ibn Akfani yang menunjukkan pengertian bahwa ilmu hadis dirayah adalah: "Ilmu yang mempelajari hakikat periwayatan, syarat-syarat, macam-macam, dan hukum-hukumnya, sifat-sifat para perawi dan syarat-syaratnya,serta macam-macamsesuatu yang diriwayatkan serta hal-hal yang terkait dengannya." Menurut pendapat Ibnu Hajar al-Asqalani (w. 852 H), ilmu hadis dirayah yaitu pengetahuan perihal kaidah-kaidah untuk mengetahui keadaan perawi dan sesuatu yang diriwayatkan. Pengertian ini diikuti oleh sebagian besar andal hadis. Dari pengertian di atas sanggup dijelaskan bahwa ilmu hadis dirayah yaitu kumpulan kaidah-kaidah untuk mengetahui keadaan perawi (sanad) dan sesuatu yang diriwayatkan (matan) dari sisi diterima (maqbul) dan tidak--keadaan perawi dan sesuatu yang diriwayatkannya— (mardud ). Jadi, objek kajian atau pokok pembahasan ilmu...

Pengertian Ilmu Hadis Riwayah Dan Manfaat Mempelajari Ilmu Hadis Riwayah

Gambar
A. Pengertian Ilmu Hadis Riwayah. Ilmu hadis riwayah yaitu ilmu hadis yang khusus berafiliasi dengan riwayah, yakni ilmu yang meliputi pemindahan (periwayatan) perkataan, perbuatan, ketetapan, dan sifat Nabi Muhammad Saw., sebagaimana definisi berikut ini: “Ilmu yang membahas wacana pemindahan (periwayatan) segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Saw, berupa perkataan, perbuatan, taqrir (ketetapan atau pengakuan), sifat jasmaniah, atau tingkah laris (akhlak) dengan cara yang teliti atau terperinci.” Dari definisi di atas sanggup dipahami bahwa ilmu hadis riwayah intinya yaitu membahas wacana tata cara periwayatan, pemeliharaan, dan penulisan atau pembukuan hadis Nabi Muhammad Saw. Objek kajian ilmu hadis riwayah yaitu hadis Nabi Muhammad Saw. dari segi periwayatan dan pemeliharaannya. Hal tersebut mencakup: 1) Cara periwayatan hadis, baik dari segi cara penerimaan dan demikian juga dari cara penyampaiannya dari seorang perawi ke perawi lain. 2) Cara pemeliharaan hadis,...

Hadits Mutawatir | Pengertian, Kedudukan Dan Referensi Hadits Mutawatir

Gambar
A. Pengertian Hadis Mutawatir. Secara bahasa kata ”mutawatir” berarti mutatabi’ yakni berturut-turut, beruntun, susul menyusul. Secara istilah hadis mutawatir yakni : “Suatu hadis hasil jawaban dari panca indera, yang diriwayatkan oleh sejumlah besar periwayat, yang berdasarkan tabiat kebiasaan tidak mungkin mereka berkumpul dan bersepakat dusta”. Dalam buku “At-taisiru fi mustalahi al-hadis” Mahmud Tahhan mendefinisikan mutawatir adalah: “Hadis yang diriwayatkan oleh sejumlah orang banyak yang berdasarkan kebiasaan tidak mungkin setuju dalam kebohongan mulai dari awal sanad hingga final sanad”. B. Macam-Macam Hadis Mutawatir. 1. Hadis Mutawatir Lafzi. Adalah hadis yang diriwayatkan oleh banyak periwayat dengan redaksi (lafaz) dan makna yang sama. Contoh: a. HR. Muslim. و حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عُبَيْدٍ الْغُبَرِيُّ حَدَّثَنَا أَبُو عَوَانَةَ عَنْ أَبِي حَصِينٍ عَنْ أَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ...

Pengertian Ada’ Al-Hadis, Syarat-Syarat, Metode Dan Lafaz-Lafaz Dalam Ada’ Al-Hadis

Gambar
A. Pengertian Ada’ al-Hadis. Kata Ada’ (اداء) berasal dari kata adda – yuaddi – ada an yang artinya melaksanakan pekerjaan pada waktunya, membayar pada waktunya, atau memberikan kepadanya. Misalnya melaksanakan shalat atau zakat dan atau puasa pada waktunya di sebut adā’ . Sedangkan melaksanakannya di luar waktunya disebut qaḍa. Secara terminologi adā’ mempunyai pengertian : “Meriwayatkan Hadis dan menyampaikannya kepada orang lain dengan memakai bentuk kata tertentu.” Definisi lain dikemukakan dalam Ilmu Mustalaḥ al-Hadis: “Ada’ ialah memberikan hadis dan meriwayatkannya, Sedangkan Ada’ al-hadis ialah memberikan hadis kepada orang lain dan meriwayatkannya sebagaimana ia mendengar sehingga dalam bentuk-bentuk lafal yang digunakan dalam periwayatan. Tidak boleh lafad “haddasani” diganti dengan “ahbarani” atau “sami’tu” atau persamaannya alasannya ialah berbeda makna dalam istilah. Dinukil dari Imam Ahmad, ia berkata: “Ikutilah lafadnya syaikh (guru) yang digunakan dalam...

Pengertian Takhrij Hadis Dan Metode Takhrij Hadis

Gambar
A. Pengertian Takhrij Hadis. Kata takhrij berasal dari kata berasal dari kata "kharaja" yang artinya nampak dari tempatnya, atau keadaannya, dan terpisah, dan kelihatan. Demikian juga kata "alikhraj" yang artinya menampakkan dan memperlihatkannya. Dan "al-makhraj" artinya artinya daerah keluar; dan akhrajal-hadis wa kharrajahu artinya menampakkan dan menunjukkan hadis kepada orang dengan menjelaskan daerah keluarnya (asal-usulnya). Sedangkan secara terminologi, takhrij berarti : “Mengembalikan (menelusuri kembali ke asalnya) hadis-hadis yang terdapat di dalam banyak sekali kitab yang tidak menggunakan sanad kepada kitab-kitab musnad, baik disertai dengan pembicaraan perihal status hadis-hadis tersebut dari segi sahih atau daif, ditolak atau diterima, dan klarifikasi perihal kemungkinan illat yang ada padanya, atau hanya sekadar mengembalikannya kepada kitab-kitab asal (sumbernya)nya.” Syuhudi Ismail mendefinisikan takhrij dengan “penelusuran at...

Soal Ujian Selesai Semester Genap (Uas) Kelas X Aliyah Tafsir Ilmu Tafsir K13 Terbaru

Gambar
Contoh Soal Ujian Kenaikan Kelas (UKK) Tafsir Ilmu Tafsir Kelas 10 MA K13 Kembali Ke No 1 Sampai 25 26. Yang tidak termasuk dalam tafsir bil ra’yi yaitu . . . . . A. Tafsir Al-Baidawi B. Tafsir Al-Jalalain C. Tafsir Abu Su’ud D. Tafsir Al-Bagawy F. Tafsir Al-Khatib 27. Tafsir Al Alusy adalah. . . . . . A. Ruhul-Ma’nawi B. Ruhul-Ma’mali C. Ruhul-Ma’ani D. Ruhul-Talili E. Ruhul-Ma’rifati 28. Tafsir yang dinisbahkan kepada Ibn ‘Abbas yaitu .... A. Tafsir Tanwir al-Miqbas min tafsir Ibn ‘Abbas B. Al-Muharrar al-Wajiz fi Tafsir al-Kitab al-‘Aziz C. Al-Muharrar al-Wajiz fi Tafsir al-Kitab al-‘Aziz D. Tafsir Al Dur Mansur fi Tafsir bil Ma’sur 29. Definisi tafsir bir ra’yi yaitu .... A. Tafsir dengan cara memahami banyak sekali kalimat al-Qur`an melalui pemahaman yang ditunjukkan oleh banyak sekali isu yang dimiliki spesialis tafsir seperti bahasa dan banyak sekali peristiwa B. Tafsir dengan cara memahami banyak sekali kalimat al-Qur`an melalui kemampuan mena’wilka...

Sejarah Takhrij Hadis

Gambar
Pengertian dan Sejarah Takhrij Hadis Kata takhrij berasal dari kata berasal dari kata "kharaja" yang artinya nampak dari tempatnya, atau keadaannya, dan terpisah, dan kelihatan. Demikian juga kata "alikhraj" yang artinya menampakkan dan memperlihatkannya. Dan "al-makhraj" artinya artinya kawasan keluar; dan akhrajal-hadis wa kharrajahu artinya menampakkan dan memperlihatkan hadis kepada orang dengan menjelaskan kawasan keluarnya (asal-usulnya). Sedangkan secara terminologi, takhrij berarti : “Mengembalikan (menelusuri kembali ke asalnya) hadis-hadis yang terdapat di dalam aneka macam kitab yang tidak menggunakan sanad kepada kitab-kitab musnad, baik disertai dengan pembicaraan perihal status hadis-hadis tersebut dari segi sahih atau daif, ditolak atau diterima, dan klarifikasi perihal kemungkinan illat yang ada padanya, atau hanya sekadar mengembalikannya kepada kitab-kitab asal (sumbernya)nya.” Dalam acara men- takhrij hadis muncul dan dihara...

Pandangan Hadis Dan Ulama Perihal Ya’Juj Dan Ma’Juj

Gambar
Dalam kamus  Lisanul-’Arab  kata  Ya’juj  dan  Ma’juj  berasal dari kata  ajja  atau  ajij  dalam  wazan Yaf’ul.  Kata  ajij  artinya nyala api. Tetapi kata  ajja  berarti pula  asra’a , maknanya berjalan cepat.  Ya’juj  dan  Ma’juj  dapat pula diibaratkan sebagai api menyala dan air bergelombang, sebab hebatnya gerakan. A. Pandangan Hadis perihal Ya’juj dan Ma’juj. 1. Hadits Riwayat Muslim. عَنْ زَيْنَبَ بِنْتِ جَحْشٍ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اسْتَيْقَظَ مِنْ نَوْمِهِ وَهُوَ يَقُولُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَيْلٌ لِلْعَرَبِ مِنْ شَرٍّ قَدْ اقْتَرَبَ فُتِحَ الْيَوْمَ مِنْ رَدْمِ يَأْجُوجَ وَمَأْجُوجَ مِثْلُ هَذِهِ وَعَقَدَ سُفْيَانُ بِيَدِهِ عَشَرَةً قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَنَهْلِكُ وَفِينَا الصَّالِحُونَ قَالَ نَعَمْ إِذَا كَثُرَ الْخَبَثُ Bahwa Rasulullah berdiri dari tidurnya sambil bersabda: "Laa ilaaha illallah, celakalah orang-orang Ara...

Pengertian Isra’ Mi’Raj Dan Dalil Yang Berkaitan Dengan Kejadian Isra’ Mi’Raj

Gambar
A. Pengertian Isra’ Mi’raj. Isra’ berdasarkan bahasa berarti perjalanan disebagian malam hari dalam tempo singkat. Dalam Isra, Nabi Saw., “diperjalankan” oleh Allah Swt. dari Masjidil Haram di Makkah hingga Masjidil Aqsha di Palestina. Mi’raj yaitu tangga alatnaik.Dalam Mi’raj Nabi Muhammad Saw. dinaikkan ke langit memakai kendaraan Buraq hingga ke Sidratul Muntaha yang merupakan daerah tertinggi.Tujuan perjalanan tersebut untuk menunjukkan sebagian dari tanda kekuasaaan dan kebesaran Allah Swt., di bumi dan di langit dan mendapatkan perintah sebagai puncak peribadatan yakni shalat. Menurut istilah Isra’ Mi’raj yaitu kejadian diperjalankannya Rasulullah Saw. dari Masjidil Haram di Mekkah ke Masjidil Aqsha/ Bayt al-Maqdis di palestina, kemudian naik ke Sidratul Muntaha dan kembali lagi ke Masjidil Haram di Mekkah pada suatu malam dalam waktu singkat. Sebelum Nabi Muhammad Saw. diperjalankan malam hari itu, hatinya diisi keyakinan dan hikmah, biar dia tahan menghadapi segala...