Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2018

Kitab Hadis | Pengertian Kitab Al-Jami’ Dan Pola Kitab Al-Jami’

Gambar
A. Pengertian Kitab al-Jami’. Kata al-Jami’ secara etimologi berarti menghimpun, mengumpulkan, dan mencakup. Boleh jadi kata al-Jami’ dimaksudkan kitab yang mencakup, menghimpun atau mengumpulkan segala permasalahan. Secara terminologi diartikan: “Al-Jami’ ialah kitab hadis yang memuat seluruh bab-bab hadis meliputi 8 duduk kasus yaitu duduk kasus keyakinan (aqa’id), aturan (Fikih) , perbudakan (riqaq), budpekerti makan minum, tafsir, sejarah dan riwayat hidup, sifat-sifat budbahasa (syama’il), banyak sekali fitnah (fitan), dan kisah-kisah (manaqib).” Buku hadis al-Jami’ ialah ragam pembukuan hadis yang paling lengkap, alasannya ialah ia meliputi segala permasalahan sebagaimana di atas, tidak hanya terfokus satu duduk kasus saja. Segala aspek agama dan segala aspek kehidupan insan dimuat dalam kitab ersebut. Kelebihan kitab ini ialah sangat jelas, alasannya ialah mempunyai daya tampung yang sangat luas terhadap banyak sekali topik. Hadis sanggup dicari menurut tema yang meli

Kitab Hadis | Pengertian Kitab As-Sunan Dan Pola Kitab Sunan

Gambar
A. Pengertian Kitab as-Sunan. Secara etimologi kata sunan merupakan bentuk jama’ dari kata sunnah yang diartikan at -tariqah berarti jalan atau al-sirah berarti perjalanan hidup atau sejarah. Secara terminologi sunah yakni segala sesuatu yang tiba dari Nabi Saw. baik perkataan, perbuatan dan persetujuan (taqrīr), sama dengan hadis. Dalam sunan tidak menyebutkan hadis mauquf (berita yang disandarkan kepada sahabat) dan maqthu’ (berita disandarkan kepada tabi’in). Dalam kitab al-Risalah al-Mustat ̣rafah disebutkan bahwa kitab sunan yakni sebagai berikut : “Kitab hadis yang tersusun menurut bab-bab fikih, dari cuilan iman, bersuci, shalat, zakat dan seterusnya. Di dalam kitab ini tidak ada tidak ada hadis mauquf, sebab hadis mawquf tidak dinamakan sunah dalam istilah mereka tetapi dinamakan hadis.” Sementara yang dimaksud kitab sunan di sini yakni himpunan beberapa hadis yang didapat dari para syaikhnya dengan memakai teknik penghimpunan ibarat sistematika kitab fikih pada

Kitab Hadis | Pengertian Kitab Al-Musannaf Dan Referensi Kitab Musannaf

Gambar
A. Pengertian Kitab al-Musannaf. Kitab Musannaf secara etimologi diartikan sesuatu yang tersusun. Musannaf yakni perkembangan pembukuan Hadis kala ke-2 H tentunya lebih maju dari pada ṣuḥuf atau sahifah pada kala sebelumnya yang hanya penghimpunan hadis saja tanpa menyebutkan pecahan perbab. Tetapi ia tidak lebih maju dari Sunan , alasannya yakni di dalam Sunan sudah terpisahkan antara hadis dari Nabi dan perkataan sahabat. Dalam musannaf penghimpunannya sudah menyebutkan pecahan perbab secara sistematis, tetapi masih campur antara hadis Nabi dan perkataan sahabat. Az-Zahrani menyebutkan pengertian musannaf adalah: “Adalah penghimpunan hadis-hadis yang relevan dalam satu pecahan kemudian dihimpun sejumlah dari beberapa pecahan atau beberapa kitab itu ke dalam sebuah Musannaf.” Musannaf yakni teknik pembukuan hadis secara perbab pada masa kala kedua ini pada umumnya penyusunanya didasarkan pada pembagian terstruktur mengenai aturan fikih dan di dalamnya tercampur antar had

Pengertian Kitab Al-Mustadrak, Al-Mustakhraj Dan Jenis Kitab Al-Mustadrak, Al-Mustakhraj

Gambar
A. Kitab al-Mustadrak. 1. Pengertian Kitab al-Mustadrak. Kata Mustadrak (bentuk jamaknya Mustadrakat) secara etimologi yaitu susulan dari yang ketinggalan atau menambah yang kurang. Secara terminologi yang dipakai oleh ulama hadis, kitab Mustadrak adalah: “Adalah menghimpun beberapa hadis yang sesuai dengan persyaratan salah seorang penyusun tetapi belum ditakhrij di dalam kitabnya.” Kitab mustadrak menghimpun hadis-hadis yang telah memenuhi persayaratan sebuah kitab, tetapi belum dimasukkannya. Seakan-akan kitab Mustadrak sebagai susulan atau penambahan terhadap kandungan kitab lain yang telah memenuhi persyaratannya. Sebagaimana Mustadraknya Imam al-Hakim telah menghimpun beberapa hadis shahih yang belum disebutkan dalam kitab al-Bukhari dan Muslim dan menurutnya telah memenuhi persyaratan keduanya. 2. Jenis-jenis Kitab al-Mustadrak. Kitab jenis ini berjasa paling tidak dalam tiga hal, yaitu: • Menampilkan ragam hadis yang – secara sengaja maupun tidak – diabaikan oleh

Kitab Hadis | Pengertian Kitab Al-Musnad Dan Rujukan Kitab Musnad

Gambar
A. Pengertian Kitab al-Musnad. Kata Musnad secara etimologi diartikan sandaran atau yang disandari. Dalam periwayatan hadis harus disertai sandaran (sanad), dari siapa seorang rawi mendapatkan sebuah hadis. Dalam sejarah penghimpunan dan pengkodifiksian, hadis didasarkan pada hafalan dan ingatan para ulama. Sandaran ini sebagai pemikiran dan pegangan dalam periwayatan, sehingga penetapan sah atau tidaknya suatu hadis sangat bergantung pada sanad ini. Dalam pembukuan hadis, musnad ini dijadikan nama teknik pembukuan yang secara terminologi studi hadis diartikan sebagai berikut: “Kitab Musnad yaitu kitab yang mentakhrij (mengeluarkan ) hadis -hadisnya didasarkan pada nama-nama sahabat dan penghimpunan beberapa hadis pada masingmasing sahabat sebagian kepada sebagian.” Pembukuan hadis yang didasarkan pada nama para sahabat yang meriwayatakannya yaitu musnad. Sistematika penghimpunan Hadis didasarkan pada nama para sahabat yang meriwayatkannya tanpa memperhatikan permasalahan atau

Kitab Hadis | Pengertian Kitab Al-Mu’Jam Dan Teladan Kitab Al-Mu’Jam

Gambar
A. Pengertian Kitab al-Mu’jam. Kata Mu`jam , secara etimologi pada awalnya diartikan sesuatu yang tidak terang atau sesuatu yang terkunci, kemudian diartikan semacam kamus yang berfungsi memperjelas arti kalimat yang tidak terang tersebut. Kitab Mu’jam dalam terminologi studi hadis adalah: “Mu’jam ialah buku yang menyebutkan hadis-hadis nya didasarkan pada nama sahabat atau nama syaikhnya atau didasarkan pada nama negeri gurunya pada umumnya secara abjadi atau hija’i (sesuai dengan urutan huruf hija’iyah) .” B.  Contoh Kitab al-Mu’jam. Berikut ini ialah di antaranya teladan kitab mu’jam: 1. Al-Mu`jam al-Kabir, karya Abu al-Qasim Sulaiman Ibn Ahmad at-Tabarani (w. 360 H). Kitab ini ditulis dalam bentuk musnad mu`jami (alfabetis), dengan tidak menyertakan hadis-hadis Abu Hurairah yang ditulisnya secara terpisah. Kitab ini memuat sekitar enam puluh ribu hadis, dan merupakan kitab mu`jam terbesar di dunia. Ketika dalam sebuah karya tulis disebut “mu`jam” , maka yang dimaksud ial

Pengertian Takhrij Al-Hadis, Tujuan Dan Manfaat Takhrij Hadis

Gambar
A. Pengertian Takhrij al-Hadis. Kata takhrij berasal dari kata berasal dari kata "kharaja" yang artinya nampak dari tempatnya, atau keadaannya, dan terpisah, dan kelihatan. Demikian juga kata "alikhraj" yang artinya menampakkan dan memperlihatkannya. Dan "al-makhraj" artinya artinya kawasan keluar; dan akhrajal-hadis wa kharrajahu artinya menampakkan dan menunjukkan hadis kepada orang dengan menjelaskan kawasan keluarnya (asal-usulnya). Para andal hadis memaknai takhrij dengan: 1. Mengemukakan hadis kepada orang lain dengan menyebutkan sumbernya, yakni orang-orang yang menjadi mata rantai hadis tersebut. Sebagai contoh: "akhraju al-Bukhari” , artinya: al-Bukhari meriwayatkan hadis itu dengan menyebutkan sumbernya. 2. Takhrij terkadang dipakai untuk arti mengeluarkan hadis dan meriwayatkannya dari beberapa kitab. 3. Takhrij terkadang juga disebut al-dalalah, yaitu menunjukkan dan menisbatkan hadis ke dalam (kitab) sumber-sumber hadis, de

Sejarah Takhrij Hadis

Gambar
Pengertian dan Sejarah Takhrij Hadis Kata takhrij berasal dari kata berasal dari kata "kharaja" yang artinya nampak dari tempatnya, atau keadaannya, dan terpisah, dan kelihatan. Demikian juga kata "alikhraj" yang artinya menampakkan dan memperlihatkannya. Dan "al-makhraj" artinya artinya kawasan keluar; dan akhrajal-hadis wa kharrajahu artinya menampakkan dan memperlihatkan hadis kepada orang dengan menjelaskan kawasan keluarnya (asal-usulnya). Sedangkan secara terminologi, takhrij berarti : “Mengembalikan (menelusuri kembali ke asalnya) hadis-hadis yang terdapat di dalam aneka macam kitab yang tidak menggunakan sanad kepada kitab-kitab musnad, baik disertai dengan pembicaraan perihal status hadis-hadis tersebut dari segi sahih atau daif, ditolak atau diterima, dan klarifikasi perihal kemungkinan illat yang ada padanya, atau hanya sekadar mengembalikannya kepada kitab-kitab asal (sumbernya)nya.” Dalam acara men- takhrij hadis muncul dan dihara

Pengertian Takhrij Hadis Dan Metode Takhrij Hadis

Gambar
A. Pengertian Takhrij Hadis. Kata takhrij berasal dari kata berasal dari kata "kharaja" yang artinya nampak dari tempatnya, atau keadaannya, dan terpisah, dan kelihatan. Demikian juga kata "alikhraj" yang artinya menampakkan dan memperlihatkannya. Dan "al-makhraj" artinya artinya daerah keluar; dan akhrajal-hadis wa kharrajahu artinya menampakkan dan menunjukkan hadis kepada orang dengan menjelaskan daerah keluarnya (asal-usulnya). Sedangkan secara terminologi, takhrij berarti : “Mengembalikan (menelusuri kembali ke asalnya) hadis-hadis yang terdapat di dalam banyak sekali kitab yang tidak menggunakan sanad kepada kitab-kitab musnad, baik disertai dengan pembicaraan perihal status hadis-hadis tersebut dari segi sahih atau daif, ditolak atau diterima, dan klarifikasi perihal kemungkinan illat yang ada padanya, atau hanya sekadar mengembalikannya kepada kitab-kitab asal (sumbernya)nya.” Syuhudi Ismail mendefinisikan takhrij dengan “penelusuran at

Fungsi Hadis | Pengertian Bayan Tafsil Dan Pola Bayan Tafsil

Gambar
A. Pengertian Bayan Tafsil. Bayan al-Tafsil berarti klarifikasi dengan memerinci kandungan ayat-ayat yang mujmal , ayat yang masih bersifat global yang memerlukan mubayyin (penjelasan). Ayat ayat yang maknanya kurang dipahami atau bahkan tidak terperinci kecuali ada klarifikasi atau perincian, maka dibutuhkan hadis untuk menjelaskan dengan memerinci kandungannya. Penjelasan hadis terhadap ayat-ayat yang mujmal ini sanggup dijumpai pada persoalan masalah yang terkait dengan kewajiban shalat, zakat, puasa, haji dan ibadah-ibadah lain yang terdapat dalam Al-Qur’an dalam bentuknya yang mujmal dan memerlukan sunnah atau hadis untuk menjelaskannya secara rinci, B. Contoh Bayan Tafsil. Kewajiban shalat misalnya, dalam Al-Qur’an dinyatakan dalam bentuk yang masih mujmal , alasannya yakni Allah Swt. tidak menjelaskan perihal waktunya, bilangan rakaatnya, rukun-rukunnya, hal-hal yang membatalkannya, serta cara-cara pelaksanaannya. Kemudian Rasulullah Saw. menjelaskan kepada kaum mus

Fungsi Hadis | Pengertian Bayan Taqyid Dan Teladan Bayan Taqyid

Gambar
A. Pengertian Bayan Taqyid. Bayan at-taqyid yakni klarifikasi hadis dengan cara membatasi ayat-ayat yang bersifat mutlak dengan sifat, keadaan, atau syarat tertentu. Kata mutlak artinya kata yang merujuk pada hakikat kata itu sendiri apa adanya tanpa memandang jumlah atau sifatnya. Penjelasan Nabi berupa taqyid terhadap ayat- ayat Al-Qur’an yang mutlak . B. Contoh Bayan Taqyid. Seperti firman Allah Swt dalam QS. Al-Maidah :38: وَٱلسَّارِقُ وَٱلسَّارِقَةُ فَٱقْطَعُوٓا۟ أَيْدِيَهُمَا جَزَآءًۢ بِمَا كَسَبَا نَكَٰلًا مِّنَ ٱللَّهِ ۗ وَٱللَّهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ “Adapun orang pria maupun wanita yang mencuri, potonglah tangan keduanya (sebagai) akhir atas perbuatan yang mereka lakukan dan sebagai siksaan dari Allah. Dan Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana.” (QS. Al-Maidah : 38). Kata yadd (tangan) pada ayat di atas belum terang maknanya atau batasan tangan yang dimaksud. Demikian juga kata al-qaṭ’u (memotong) juga belum terang pengertiannya, lantaran sanggup berarti tetapkan (

Fungsi Hadis | Pengertian Bayan Takhsis Dan Teladan Bayan Takhsis

Gambar
A. Pengertian Bayan Takhsis. Bayan at-Takhsis ialah klarifikasi Nabi Saw. dengan cara membatasi atau mengkhususkan ayat-ayat Al-Qur’an yang bersifat umum (‘am) , sehingga tidak berlaku pada bagian-bagian tertentu yang mendapat perkecualian. B. Contoh Bayan Takhsis. Sebagai misal, hadis Nabi Saw wacana persoalan waris di kalangan para Nabi Saw: أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا نُورَثُ مَا تَرَكْنَا صَدَقَةٌ “Rasulullah saw. pernah bersabda: "Kami (para nabi) tidak mewarisi sesuatu pun, dan yang kami tinggalkan hanya berupa sedekah.” (HR. Muslim). Hadis tersebut merupakan pengecualian dari keumuman ayat Al-Qur’an yang menjelaskan wacana disyariatkannya waris bagi umat Islam. Firman Allah Swt: يُوصِيكُمُ ٱللَّهُ فِىٓ أَوْلَٰدِكُمْ ۖ لِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ ٱلْأُنثَيَيْنِ “Allah mensyariatkan (mewajibkan) kepadamu wacana (pembagian warisan untuk) anak-anakmu, (yaitu) bab seorang anak pria sama dengan bab dua orang anak perempuan.”

Fungsi Hadis | Pengertian Bayan Tasyri’ Dan Pola Bayan Tasyri’

Gambar
A. Pengertian Bayan Tasyri’. Bayan at-tasyri’ yakni klarifikasi hadis yang berupa penetapan suatu aturan atau aturan syar’i yang tidak didapati nashnya dalam Al-Qur’an. Menurut Abbas Muthawali Hamadah bayan at-tasyri’ disebut dengan bayan zaid ‘ala al-Kitab al-Karim , yaitu klarifikasi sunnah/hadis yang merupakan pemanis terhadap hukum-hukum yang terdapat dalam Al-Qur’an. Hadis yang berfungsi sebagai bayan al-tasyri’ ini sangat banyak jumlahnya. B. Contoh Bayan Tasyri’. Di antaranya yakni hadis perihal zakat fitrah sebagai berikut, sabda Nabi Muhammad Saw.: عَنْ ابْنِ عُمَرَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَرَضَ زَكَاةَ الْفِطْرِ مِنْ رَمَضَانَ عَلَى النَّاسِ صَاعًا مِنْ تَمْرٍ أَوْ صَاعًا مِنْ شَعِيرٍ عَلَى كُلِّ حُرٍّ أَوْ عَبْدٍ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى مِنْ الْمُسْلِمِينَ “Dari Ibnu Umar bahwa Rasulullah Saw telah mewajibkan zakat Fithrah di bulan Ramadhan atas setiap orang muslim, baik beliau itu merdeka atau hamba, pria atau perempuan, yaitu satu

Fungsi Hadis | Pengertian Bayan Nasakh Dan Rujukan Bayan Nasakh

Gambar
A. Pengertian Bayan Nasakh. Secara etimologi, nasakh mempunyai beberapa arti, di antaranya; menghapus dan menghilangkan, mengganti dan menukar, memalingkan dan merubah, menukilkan dan memindahkan sesuatu. Sedangkan dalam terminologi studi hadis, bayan nasakh ialah klarifikasi hadis yang menghapus ketentuan aturan yang terdapat dalam Al-Qur’an. Hadis yang tiba sesudah Al-Qur’an menghapus ketentuan-ketentuan Al-Qur’an. Terjadi perbedaan pendapat di kalangan ulama mengenai boleh tidaknya hadis menasakh Al-Qur’an. Ulama yang membolehkanpun juga berbeda pendapat wacana kategori hadis yang boleh menasakh Al-Qur’an. B. Contoh Bayan Nasakh. Para ulama mengemukakan pola hadis Nabi Saw: فَلَا وَصِيَّةَ لِوَارِثٍ “Maka tidak ada wasiat bagi hebat waris.” (HR. Abu Dawud). Hadis tersebut me-nasakh ketentuan dalam QS. Al-Baqarah :180: كُتِبَ عَلَيْكُمْ إِذَا حَضَرَ أَحَدَكُمُ ٱلْمَوْتُ إِن تَرَكَ خَيْرًا ٱلْوَصِيَّةُ لِلْوَٰلِدَيْنِ وَٱلْأَقْرَبِينَ بِٱلْمَعْرُوفِ ۖ حَقًّا عَلَى

Soal Ujian Kenaikan Kelas (Ukk) Agama Islam Kelas Vii Smp K13 Terbaru

Gambar
Contoh Soal Ujian Akhir Semester Genap (UAS) Agama Islam Kelas 7 Sekolah Menengah Pertama K13 I. Pilihlah salah satu balasan yang benar dengan memberi tanda silang (X) pada abjad A, B, C, D! 1. Berikut ini merupakan aturan bacaan mim sukun, kecuali... a. izhar halqi b. izhar syafawi c. ikhfa syafawi d. idgam mimi 2. Lafaz ini لِذُنُوبِهِمْ وَمَن mengandung aturan bacaan... a. idgam bilagunnah b. izhar syafawi c. ikhfa haqiqi d. ikhfa syafawi 3. Lafadz-lafadz berikut ini yang mengandung bacaan Iqlab adalah…… a. مِنْ خَوْفٍ b. مِنْ بَعْدِ  c. يَنْصُرَ d. عَنْهُمْ 4. Kalimat yang mengandung bacaan ikhfa haqiqi adalah... a. ٱلَّذِينَ يُنفِقُونَ  b. فَٰحِشَةً أَوْ ظَلَمُوٓ c. وَٱلْعَافِينَ عَنِ ٱلنَّاسِ d. مِّن رَّبِّهِمْ 5. Dalam membaca Al-Qur’an hendaknya di upayakan harus Fasih yakni … . a.  benar dan lancar b.  suaranya bagus c.  tajwidnya benar d.  tidak dalam keadaan hadas 6. Dilihat dari asal mula kejadiannya,malaikat terbuat dari .... a. air

Soal Ukk/Uas Kelas Vii Smp Pendidikan Agama Islam K13

Gambar
Contoh Soal Ujian Akhir Semester Genap (UAS) Agama Islam Kelas 7 Sekolah Menengah Pertama K13 Kembali Ke Soal No 1 Sampai 25 26. Shalat yang tidak boleh di qasar ialah .... a. Zuhur b. Asar c. Maghrib d. Isya 27. Arti shalat  ”qasar”  adalah mempersingkat atau meringkas, yang diringkas ialah .... a. rakaatnya b. waktunya c. sujudnya d. bacaannya 28. Suara nun mati atau tanwin di baca terang ialah cara membaca bacaan … . a. Ikhfa Syafawi b. Iqlab c. Idgam Bigunnah d. Izhar Halqi 29.   ﻤنْ يَقُوْلُ    Bacaan tersebut dibaca dengan….                                        a. Idzhar halqi b. Idgham Bilaghunnah  c. Ikhfa’   d. idgham Bighunnah 30. Apabila Huruf mim mati bertemu dengan abjad mim maka aturan bacaanya di sebut a. Idgam bigunnah b. Idgam mimi c. Izhar d. ikhfa 31. Arti bacaan idgam mimmi ialah dibaca…. a. berdengung b. tidak berdengung c. jelas d. samara-samar. 32.Seorang siswa yang menuruti hati nuraninya untuk tidak berbuat buruk d

Biografi Imam Bubuk Dawud Dan Karya Imam Bubuk Dawud

Gambar
A. Biografi Imam Abu Dawud. Nama lengkapnya yakni Sulaiman bin al-Asy’asy bin Ishaq bin Basyir bin Syidad bin Amr bin Umran al-Azdi as-Sijistani. Dari namanya, ulama andal hadis ini terlihat bukan dari bangsa Arab, sebagaimana juga Imam al-Bukhari, Muslim dan al-Nasa’i, melainkan dari Sijistan, sebuah negeri Muslim di Asia Tengah yang sekarang termasuk dalam bekas wilayah Uni Soviet. Abu Dawud lahir pada tahun 202 H/ 817 M. Bapak dia yaitu al-Asy'asy bin Ishaq yakni seorang perawi hadis yang meriwayatkan hadis dari Ḥamad bin Zaid, dan demikian juga saudaranya Muh ̣ammad bin al-Asy'asy termasuk seorang yang menekuni dan menuntut hadis dan ilmu-ilmunya juga merupakan sobat perjalanan Abu Dawud dalam menuntut hadis dari para ulama andal hadis. Sejak kecil Abu Dawud sangat mengasihi ilmu dan bergaul dengan para ulama. Minat dan kepribadiannya terbentuk oleh lingkungan. Ia harus mengembara keluar dari Sijistan demi menuntut ilmu. Ia mengunjungi banyak sekali ulama hadis unt

Biografi Imam At-Tirmizi Dan Karya Imam At-Tirmizi

Gambar
A. Biografi Imam at-Tirmizi. Nama lengkapnya yakni Abu ‘Isa Muhammad bin ‘Isa bin Saurah bin Musa bin ad Dahhak as-Salam al-Bagawi at-Tirmizi. Dilahirkan di kota Tirmizi, Iran pada tahun 209 H/824 M. Sejak kecil, ia sudah mempunyai hasrat yang besar untuk mempelajari hadis. Oleh alasannya yakni itu, mencari ilmu sudah menjadi bab hidupnya. Ia sebagaimana para ulama yang lain berguru tidak hanya kepada satu orang melainkan kepada banyak ulama di banyak sekali daerah negara Islam. Merantau dari satu kota ke kota yang lain untuk mencari ilmu merupakan suatu kehormatan bagi yang ingin mendapat ilmu secara mendalam. Ia mengunjungi beberapa kota menyerupai Hijaz, Irak, dan Khurasan. Imam at-Tirmizi mempunyai banyak sekali guru di antaranya; Imam al-Bukhari, Muslim, Abu Dawud, dan para guru mereka. Adapun para murid at-Tirmizi yang populer antara lain; Makhlul bin Fad ̣al Muhammad bin Muhzammad al-Anbar Hammad bin Syakir, Abdurrahman bin Muhammad an-Nafsiyyun, al-Haisyam bin Kulaib as-S

Biografi Imam An-Nasa’I Dan Karya Imam An-Nasa’I

Gambar
A. Biografi Imam an-Nasa’i. Nama lengkapnya ialah Ahmad bin Syu’aib bin ‘Ali bin Sinan al- Khurrasani an Nasa’i. Ia menerima gelar (kunyah) Abu Abdurrah ̣man an-Nasa’i. Menurut as-Suyuti, ulama jago hadis ini dilahirkan pada tahun 215 H di Nasa, sebuah kota di Asia Tengah. Kota ini banyak melahirkan tokoh- tokoh ulama besar. Sejak kecil an-Nasa’i sudah tertarik pada disiplin ilmu hadis. Pada usia 15 tahun, an-Nasa’i sudah menjelajahi banyak sekali kota sentra ilmu dan peradaban dunia Islam untuk mempelajari hadis dari ulama ulama besar pada zamannya. Ia mengunjungi kota-kota di Hijaz, al-Haramain (Mekah dan Madinah), Irak, Mesir dan Syiria, bahkan pernah usang menetap di Mesir. Di Mesir inilah Imam an-Nasa’i terkenal dalam ilmu hadis; ia terkenal keahliannya dalam bidang al-Jarhwa at-Ta’dil . Karena keluasan ilmunya dan ketakwaannya yang dalam, banyak orang yang menghormatinya. Setiap kali orang menyebut namanya selalu diawali oleh gelar kehormatan, “Al-Imam al-Hafiz Syaikh al-Is

Biografi Imam Ibnu Majah Dan Karya Imam Ibnu Majah

Gambar
A. Biografi Imam Ibnu Majah. Nama lengkapnya yaitu Abu Abdillah Muhammad bin Yazid bin Majah al-Quzwini. Lahir di Quzwini, Irak tahun 207 H/ 824 M. Sejak berusia 15 tahun, Ibnu Majah sudah menekuni hadis dan berguru kepada tokoh-tokoh ulama pada zamannya. Ia pun merantau ke aneka macam kota di dunia Islam, sebagaimana tokoh-tokoh ulama besar lainnya. B. Karya Imam Ibnu Majah. Imam Ibnu Majah, selain populer sebagai ulama hadis, juga mahir dalam tafsir Al Qur’an, dan sejarah kebudayaan Islam. Hal ini terlihat dari tiga karya besarnya, Sunan Ibnu Majah, Tafsir Al-Qur’an al-Karim, dan Sejarah perawi hadis (at-Tarikh) . Dalam buku yang terakhir ini, dia mengambil para perawi hadis semenjak masa Nabi hingga pada masanya. Dari tiga karya Ibnu Majah tersebut yang hingga ke tangan kita hanya yang pertama, yaitu Kitab Sunan Ibnu Majah. Kitab Sunan Ibn Majah yang disusun menyerupai kepingan fikih, jumlah hadisnya sebanyak 4.341 buah hadis. 3002 hadis di antaranya diriwayatkan oleh Asha